BERPIKIR POSITIF
PENDAHULUAN
Firman Tuhan mengatakan dalam Hosea 4:6 : ”Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah”. Hal ini telah menjadi suatu peringatan bagi kita untuk dapat mengenal Dia sehingga kita tidak binasa dan dapat mengenal berbagai-bagai macam ajaran yang bukan berasal dari Tuhan. Saat ini sudah begitu banyak terdapat ajaran-ajaran yang menyimpangkan ajaran Kristus, diantaranya adalah ajaran Gerakan Zaman Baru.
Mungkin sudah cukup sering kita mendengar dan melihat aktivitas New Age Movement (Gerakan Zaman Baru) dengan segala bentuk penyesatannya. Tetapi satu hal perlu kita sadari bersama bahwa di hari-hari terakhir ini Gerakan Zaman Baru tersebut sudah memasuki tahap kebangkitannya secara mengejutkan. Telah terjadi peningkatan yang luar biasa dari usaha penyesatannya ke dalam semua area kehidupan manusia. Gerakan Zaman Baru telah masuk dan mempengaruhi cukup banyak orang Kristen di ujung akhir zaman ini, dan tentunya ini merupakan tantangan yang sangat serius bagi kekeristenan. Kurangnya perhatian dan pengetahuan akan kebenaran Firman Tuhan menjadikan Gerakan Zaman Baru dengan leluasa masuk kedalam hidup orang Kristen. Aktivitasnya bahkan semakin diterima menjadi bagian kehidupan tanpa menyadari penyesatan dan ikatan spiritual yang menyertainya.
APA ITU GERAKAN ZAMAN BARU
Gerakan Zaman Baru bukanlah kepercayaan atau agama baru, tetapi suatu falsafah atau faham dimana manusia diajak untuk melihat segala sesuatunya dengan cara pandang baru, termasuk cara baru melihat Tuhan, Yesus Kristus, dosa, keselamatan, dan seterusnya. Secara nyata ini adalah pergeseran nilai spiritual dengan falsafah dan kebudayaan anti Kristen menjadi landasan pemikiran, gaya hidup, dan sistem normatif yang ingin diterapkan secara universal bagi generasi manusia akhir zaman. Gerakan Zaman Baru menjadi populer dan fenomenal pada dasawarsa 1970-an sebagai protes keras atas kegagalan proyek Kristen dan sekulerisme dalam menyajikan wawasan spiritual dan petunjuk etis menatap masa depan.
Pertama, di lingkungan gereja Kristen, misalnya, kita sulit menghapus ingatan masa lalu saat Gereja menerapkan doktrin extra ecclesiam nulla salus. No salvation outside the Church. Tidak ada keselamatan di luar Gereja yang didengungkan oleh Gereja Roma Katolik. Hal ini menyebabkan manusia melihat gereja sepertinya menutup diri dan bersifat eksklusifisme, seakan-akan agama lain tidak akan mendapatkan keselamatan kalau bukan melalui gereja.
Karena itu, "keselamatan" itu tidaklah penting di kalangan Gerakan Zaman Baru. Sebab, Gerakan Zaman Baru lebih percaya prinsip Enlightenment, di mana muncul kesadaran spiritualitas di kalangan New Age bahwa manusia dapat tercerahkan, menjadi sacred self, karena pada kenyataannya manusia adalah divine secara intrinsik / manusia dapat menjadi tuhan bagi dirinya sendiri (persis konsep fithrah dalam Islam). Paham inilah yang akhirnya menjadikan "pantheisme" begitu fenomenal di kalangan Gerakan Zaman Baru .
Kedua, protes Gerakan Zaman Baru atas hilangnya kesadaran etis untuk menatap masa depan. Oleh karena itu, salah satu manuskrip terpenting yang menjadi wawasan etis Gerakan Zaman Baru dalam menatap masa depan adalah The Art of Happiness, New Ethic for the Milllenium karya Dalai Lama.
Sebagai alternatif dari protesnya terhadap kegagalan gereja Kristen dan sekulerisme dalam menyajikan wawasan spiritual dan petunjuk etis menatap masa depan, maka Gerakan Zaman Baru menoleh pada spiritualitas baru lintas agama. Kita tahu, betapa Gerakan Zaman Baru begitu kuat berpegang pada prinsip spirituality: the heart of religion.
Oleh karena itu, Gerakan Zaman Baru sangat menghayati betul arti pentingnya monisme (segala sesuatu yang ada, merupakan derivasi dari sumber tunggal, divine energy), pantheisme (all is God and God is all, menekankan kesucian individu, dan karenanya proses pencarian Tuhan tidaklah melalui Teks Suci, tetapi justru melalui diri sendiri, karena (God within our self), reinkarnasi (setelah kematian, manusia terlahirkan kembali, dan hidup dalam alam kehidupan lain sebagai manusia. Mirip konsep transmigration of the soul dalam Hindu), dan seterusnya, seperti astrologi, channeling, pantheisme, tradisi Hinduisme, tradisi Gnostis, Neo-Paganisme, theosopi, karma, crystal, meditasi, dan seterusnya.
Tradisi spiritual Gerakan Zaman Baru lintas agama ini, tidak saja dapat mengobati kegersangan spiritual yang sekian lama hampa dari lingkungan agama formal, tetapi juga memberi muara kepada Gerakan Zaman Baru ke arah terwujudnya Universal Religion. Agama Universal, di mana ada proses awal kesadaran akan all is God and God is all yang menjadi sandaran doktrin Pantheisme, tetapi kemudian bergeser ke arah kesadaran spiritualitas Zaman Baru yang meyakini bahwa "hanya ada Satu Realitas yang eksis". Semua agama, begitu keyakinan Zaman Baru, hanyalah sekadar jalan-jalan menuju kepada Satu Realitas yang menjadi ultimate reality dari semua pejalan spiritual (agama-agama).
BERPIKIR POSITIF SEBAGAI GERAKAN ZAMAN BARU
Positive Thinking atau Berpikir Positif makin populer akhir-akhir ini, bukan saja karena kata itu sendiri sudah memberi kesan positif tetapi juga karena menekankan kekuatan berfikir ‘think’ yang menjadikan gengsi generasi masakini. Buku-buku bertema positive thinking makin banyak diterbitkan dan seminar-seminar demikian ramai diadakan di perusahaan-perusahaan. Bukan hanya itu belakangan ini makin banyak pendeta mengikuti pelatihan positive thinking dan banyak gereja mulai mengundang para ‘positive thinkers.’ Di balik itu sudah mulai ada gereja-gereja yang menyadari bahwa pemikiran demikian sekalipun menarik, membawa misi yang kontra produktif bagi iman kristen.
Berpikir Positif sangat erat kaitannya dengan gerakan Pengembangan Pribadi yang pada masa sekarang ini mempunyai beraneka macam nama seperti : New Consiousness Movement, Human Potential Movement, Creative Imagination, Self Motivation, Self Actualization, Self Realization, Self Esteem, Transformation Movement, Mind Power, Positive Thinking, Success Motivation, Personal Development, New Humanism, Hypno Selling, Hypnotherapy dll. Mengapa Berpikir Positif ala Pengembangan Pribadi ini merupakan salah Gerakan Zaman Baru? Hal ini akan dijelaskan seperti dibawah ini.
PRINSIP DASAR PENYESATAN BERPIKIR POSITIF
Pada dasarnya, Berpikir Positif dalam Pelatihan Pengembangan Diri mempercayai adanya kekuatan (Power) pikiran (mind) atau potensi alam semesta atau yang disebut universal power, universal mind atau universal self dan manusia memiliki sebagian dari kekuatan itu yang disebut dengan human potential, human mind, atau the power of the self. Manusia dianggap sempurna dan mempunyai potensi itu dan potensi-potensi itulah yang akan digali agar dapat dimunculkan menjadi kekuatan yang luar biasa dahsatnya untuk memperoleh kesuksesan. Mereka percaya karena manusia adalah percikan ilahi maka manusia pun dapat menjadi tuhan bagi dirinya sendiri yang dapat dibangkitkan.
Berpikir Positif ala Pengembangan Pribadi saat ini masih memakai buku Norman Vincent Peale yang berjudul The Power of Positive Thinking yang sangat popular dan juga buku Robert Schuller yang berjudul Possibility Thinking dan Self Love yang banyak beredar. Buku-buku ini walaupun banyak mengutip firman Tuhan dari Alkitab, namun buku-buku ini merupakan pandangan hidup penulisnya yang selalu berpusat kekuatan diri sendiri yaitu berpikir positif yang akan menghasilkan kekuatan untuk meraih sukses (humanisme). Berpikir Positif yang diadakan pada pelatihan pengembangan diri umumnya menawarkan bahwa dengan kemampuan yang ada dalam diri seseorang, orang bisa mencapai sukses dan kehidupan berkelimpahan. Orang bisa sukses dan maju dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri (anthroposentris), manusia menjadi juruselamat bagi dirinya sendiri, dan manusia pada dasarnya sama hakekatnya dengan alam semesta yaitu universal power of mind. Namun pengertian sukses dan berkelimpahan yang dimaksudkan adalah kesuksesan dan kehidupan berkelimpahan menurut ukuran dunia yaitu jabatan tinggi, rumah mewah, kehidupan yang berkelimpahan dengan harta yang banyak dan lain-lain.
Salah satu kekuatan pikiran yang disampaikan dalam Berpikir Positif adalah : ”Jika kamu berpikir bisa, maka kamu bisa”. ”Sukses ada di tangan Kita”, ”Mutiara itu ada dalam genggamanmu”. Mengapa hal itu dapat terjadi? Ternyata menurut teori berpikir positif, bahwa ketika kita berpikir positif, otak kita memancarkan sebuah gelombang elektromagnetik ke alam semesta. Sesuai dengan hukum kekekalan energi yang berlaku, bahwa setiap energi tidak dapat dimusnahkan. Dalam hal ini, energi / gelombang positif yang kita pancarkan akan diterima oleh alam semesta, dan pada akhirnya akan dipantulkan lagi ke otak kita sebagai apapun yang bernilai positif.
Menurut teori-teori berpikir positif ada 3 pedoman untuk mendapatkan dan mengokohkan kekuatan Berpikir Positif yaitu:
1. Berpikir sukses, jangan berpikir gagal, maka sukses itu ada di tangan Anda
2. Ingatkan diri Anda secara teratur bahwa Anda lebih baik dari yang anda kira.Orang sukses hanyalah orang biasa yang telah mengembangkan kepercayaan kepada diri sendiri dan apa yang mereka kerjakan. Jangan pernah mengakui keraguan anda atau mengesankan kepada orang lain bahwa anda bukan orang kelas satu.
3. Percaya besar. Besar kecilnya keberhasilan anda tergantung pada besar kecilnya percaya Anda.
Menurut Berpikir Positif, seseorang diajak untuk mempersepsikan kenyataan secara positif. Dengan pengoptimalan pikiran, kita dapat mengendalikan perasaan dan juga kehidupan ke arah yang kita inginkan. Dengan pikiran, kita dapat mengubah perasaan sedih menjadi perasaan senang, takut menjadi berani, minder menjadi percaya diri, pesimis menjadi optimis, atau bosan menjadi penuh gairah. Maka tidak salah bila seorang filsuf, Marcus Aurelius, memiliki pandangan bahwa "Hidup kita ditentukan oleh pikiran".
Kalau berpikir tentang hal-hal menyenangkan, maka kita akan menjadi senang. Jika memikirkan hal-hal menyedihkan, kita akan sedih. Begitu pula bila berpikir soal hal-hal menakutkan kita akan menjadi takut.
Stanley R. Welty, Presiden Wooster Brush Company, berpendapat pada suatu seminar sukses, "Pada saat keluar rumah di pagi hari, kita sendirilah yang menentukan apakah hari itu akan jadi baik atau buruk, karena tergantung bagaimana kita menjalankan pikiran kita. Dapat tidaknya kita menikmati hari itu sangat tergantung pada cara kita berpikir."
Menurut Rhonda Bryne dalam bukunya The Secret, mengatakan bahwa Kekuatan Pikiran dalam Berpikir Positif ditentukan oleh adanya Hukum Tarik Menarik. Hukum ini memungkinkan manusia untuk menentukan nasib dan masa depannya sendiri. Mau sehat atau sakit, kaya atau miskin, sukses atau gagal, semua itu datang ke kehidupan kita, karena kita mengundangnya. Apa kuncinya? Pikiran kita. Pasalnya, segala sesuatu di alam semesata ini adalah suatu energi. Pikiran kita menimbulkan suatu getaran (vibrasi) yang akan menarik segala sesuatu di semesta yang punya frekwensi senada, karena dasar hukum ini adalah sesuatu yang serupa akan tarik menarik.
Apa yang kita pikirkan, itulah yang kita dapatkan. Karena itu, kita harus selalu berpikir positif. Menurut Rhonda, orang-orang kaya di dunia ini memang selalu memikirkan kelimpahan dan mereka tidak memperbolehkan pikiran-pikiran yang sebaliknya memasuki pikiran mereka. Pikiran utama mereka adalah kekayaan dan pikiran utama tentang kekayaan itulah yang mendatangkan kekayaan pada mereka. Inilah tindakan Hukum Tarik Menarik.
Dasar dari kepercayaan yang disampaikan oleh Rhonda untuk mewujudkan impian itu adalah dengan meminta, percaya dan terima yang terdapat dalam Injil Matius 21:22 yaitu: ”Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”. Dan dalam Markus 11:24, yaitu :”Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu”. Alkitab telah dipelintirkan menjadi suatu metoda Berpikir Positif.
Saat ini Metoda Berpikir Positif telah diterapkan juga dalam bidang hypnotis, sehingga hypnotis menjadi suatu hal yang dapat diterima oleh akal sehat. Banyak workshop, seminar atau pelatihan pengembangan diri memakai hypnotis seperti pelatihan Hypnotherapi untuk mengobati ketidakmampuan dalam berkomunikasi (gagap), Pelatihan Hypno Selling untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam hal berhubungan dengan manusia lain (pemasaran), dan lain-lain untuk membekali para praktisi mengembangkan kemampuan mereka. Pelatihan Berpikir Positif dipadukan dengan hypnotis memiliki alasan karena program pengembangan diri yang ada pada umumnya dianggap gagal berhubung individu yang dilatih tidak berhasil meyakinkan diri sendiri untuk berubah karena mengalami yang namanya self sabotage yaitu proses dimana alam sadar menyabot proses mental yang tengah dilakukan seseorang pada saat ia ingin melakukan perubahan diri. Misalnya seorang melakukan affirmasi di depan kaca dan mengatakan: ”Saya orang yang sukses” sebanyak 100 kali. Namun setiap kali ia mengatakan itu, di sisi pikirannya terbersit suatu keraguan, ”Masak sih, kan selama ini saya toh selalu gagal”. Pikiran inilah yang berasal dari fungsi alam sadar yang terus menerus mengontrol dan mengkritisi segala sesuatu yang masuk ke pikiran (Self Sabotagge). Self-sabotage inilah yang harus dihilangkan dengan jalan hypnotis verbal atau yang dikenal dengan teknik sugesti (indirect communication).
PANDANGAN ALKITAB MENGENAI BERPIKIR POSITIF
Berpikir Positif yang diajarkan dalam Pelatihan Pengembangan Diri memang tidak secara terbuka membawa misi agama kebatinan atau sejenisnya untuk menentang kekristenan. Namun sebagai Pengikut Kristus, kita harus mengerti pandangan Berpikir Positif yang bagaimana yang diajarkan oleh Alkitab sebagai firman Tuhan. Kalau Berpikir Positif yang diajarkan dalam Pelatihan Pengembangan Diri sifatnya adalah mengalihkan pandangan iman seseorang dari Tuhan kepada dirinya sendiri (kekuatan pikiran yang mengubah dunia), dari Anugrah Allah kepada usaha manusia (humanisme) dan lebih dari itu Pelatihan Pengembangan Diri bertujuan untuk melatih seseorang untuk dapat membebaskan dirinya sendiri dari kelemahan diri, manusia mempunyai potensi diri yang dapat dikembangkan untuk menentukan masa depan dan tujuannya sendiri. Berpikir Positif yang ditawarkan oleh Pelatihan Pengembangan Diri adalah berfokus pada kekuatan pikiran, bukan berfokus pada Tuhan. Berpikir Positif mengajar manusia untuk mengendalikan Tuhan dengan kekuatan pikirannya. Bagaimana mungkin pikiran manusia yang terbatas mengatur pikiran Tuhan yang tak terbatas? Ini adalah hal yang sangat bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan. Kita harus tahu menempatkan diri kita di hadapan Tuhan. Firman Tuhan jelas berkata dalam 1Kor. 2:16 : “Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus”. Dan dalam.
Pengikut Kristus memang harus berpikir positif dan berpikir optimis. Namun berpikir positif menurut firman Tuhan adalah berpikir positif yang tidak bersumber dari kekuatan diri sendiri tapi bersumber dari Allah sendiri yang merupakan buah dari anugrah Allah (Theosentris). Berpikir Positif Kristen bukan agar dirinya menjadi lebih baik, memiliki segalanya, memiliki harta yang melimpah, karir yang meningkat dan kesuksesan lainnya, namun lebih dari pada itu orang Kristen berpikir Positif sebagai buah anugrah keselamatan yang diterimanya dengan rasa ucapan syukur berupa suka cita yang di dalam Tuhan (Filipi 4:4). Memandang segala sesuatunya sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya (Roma 11:36). Masa depan kita, apakah sehat atau sakit, kaya atau miskin, sukses atau gagal, tidak ditentukan oleh kekuatan pikiran kita. Firman Tuhan dalam 1 Korintus 2 : 9, mengatakan : ”Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia”. Tuhan justru lebih tahu apa yang kita butuhkan. Kita Berpikir Positif bahwa Allah telah menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan melebihi dari apa yang pernah kita pikirkan, melebihi dari yang pernah kita lihat dan melebihi dari apa yang kita pernah dengar.
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Filipi 4:6). Hal ini mengajar kita untuk berpikir positif untuk tidak perlu kuatir atas segala sesuatu, dan juga diajar agar kita menyatakan maksud dan rencana kita kepada Tuhan, dan biarlah kehendak Tuhan yang jadi.
Alkitab berkata dalam Roma 3:23, ” Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”. Sehingga dalam hal ini manusia bukanlah mahluk yang sempurna yang dapat menolong dirinya sendiri, karena sudah berdosa. Manusia membutuhkan juruselamat agar manusia menjadi sempurna seperti Yesus Kristus.
Dengan tegas Rasul Paulus berkata dalam 2 Korintus 12:9-10, ”Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat”. Dan di dalam 2 Korintus 13:4-5, Paulus juga berkata : ”Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan, namun Ia hidup karena kuasa Allah. Memang kami adalah lemah di dalam Dia, tetapi kami akan hidup bersama-sama dengan Dia untuk kamu karena kuasa Allah. Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji”. Hal ini jelas bahwa kita menjadi kuat pada saat kita lemah, karena disitulah karya Kristus yang diam di dalam kita bekerja. Kekuatan kita bukanlah terletak pada kekuatan pikiran kita, tapi terletak pada Kuasa Kristus yang diam di dalam kita.
KESIMPULAN
Dari uraian-uraian tersebut diatas jelaslah bagi kita bahwa Bepikir Positif yang diajarkan oleh Pelatihan Pengembangan Diri, bukanlah ajaran Kristus. Namun sebaliknya hal ini adalah suatu pengajaran dari Gerakan Zaman Baru yang berusaha untuk menyimpangkan iman Kristen dari ajaran Kristus yang sebenarnya, agar umat Kristen tidak lagi mengandalkan Tuhan, tapi mengandalkan dirinya sendiri yaitu kekuatan pikiran (mind power/ anthroposentris).
Bahwa kekuatan umat Kristen bukanlah terletak pada kekuatan pikiran dengan berpikir positif, tetapi kekuatan umat Tuhan terletak pada Kristus yang diam di dalam kita, yang telah mengubahkan kita menjadi sempurna adanya di dalam Kristus Yesus. Kita harus menaruh harapan dan masa depan kita kepada Tuhan (Theosentris). Terpujilah nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.